Kalung Misterius
Pada jaman dahulu kala, ada sebuah desa yang bernama Desa Aihara. Konon, ada legenda tentang sebuah kalung misterius. Kalung tersebut cantik, tapi sudah membunuh sejumlah pemakainya.
Ada seorang anak yang baru pindah ke desa tersebut berserta keluarganya. Namanya Hara. Kelas 3 SD. Dia suka berdandan dan suka menyelidiki. Dia memang anak kota, tapi tidak ada penghalang untuk berteman dengan anak-anak desa.
Salah satu teman baru Hara adalah Novi. Dia pandai merancang busana. Ketika dia sudah besar, dia akan menjadi serorang desainer.
Jadi ceritanya, pada waktu itu Hara pergi ke rumah Novi. Dia mau belajar bersama Novi. Tapi, ketika Hara sampai di rumah Novi, ada yang membuat dia terkejut.
Novi terisak-isak. Di pangkuannya ada ibunya yang tercekik kalung legenda. Hara segera memberi tau penduduk desa.
"Novi, kenapa ibumu bisa sampai begini?" tanya Hara. "Hiks, hiks.. Sebetulnya ibuku mendapat kalung misterius ini bulan lalu. Sebulan yang lalu, pemilik kalung ini juga tercekik kalung itu. Di kalung tersebut ada kertas ini. Ibuku orang baru disini, jadi tidak tahu menahu. Dia ambil kalung ini." jelas Novi.
"Tadi ibuku akan pergi ke kondangan, lalu dia memakai kalung itu. Aku masih di kamar mandi waktu itu. Waktu aku keluar, tau-taunya ibuku suda tercekik." sambungnya.
Hara mengamati tulisan di kertas kecil yang tergantung pada kalung. Bunyinya, "Harap yang melihat kalung ini segera mengambilnya. Kalung ini adalah warisan Desa Aihara sejak jaman dahulu kala. NB: Kertas ini tidak boleh dilepas.
Lalu Hara mengamati kalung tersebut. Kalung tersebut terbuat dari ratusan mutiara asli.
Diselipkan juga manik-manik yang terbuat dari emas 24 karat dan berhiaskan batu permata. Kalung tersebut terkesan glamor dan mahal.
Diselipkan juga manik-manik yang terbuat dari emas 24 karat dan berhiaskan batu permata. Kalung tersebut terkesan glamor dan mahal.
Darimana Hara tau kalau itu terbuat dari mutiara asli, emas 24 karat, dll? Hara sering memperhatikan perhiasan-perhiasan milik ibunya.
"Cantik ya Hara. Sayang, kalau kuambil bisa-bisa aku dicekik juga." bisik Novi kagum sekaligus cemas. "Iya Nov. Aku juga bingung kenapa bisa mencekik orang. Kalung ini..." ujar Hara. Tiba-tiba ia memutuskan ucapannya.
"Kenapa, Hara?" tanya Novi cemas.
"Nov, ibu-ibu disini sering pakai perhiasan tidak?" tanya Hara balik.
"Jarang Ra, biasanya yang pakai perhiasan hanya ibu-ibu dari kota, dan ibu-ibu yang suaminya penjabat." jawab Novi.
"Pantas saja! Aku tau kenapa bisa mencekik orang!" seru Hara tiba-tiba.
"Kenapa Ra? Jangan tiba-tiba dong. Kan aku kaget!"sewot Novi sambil membusungkan dadanya.
"Kalung ini terlalu panjang! Untuk memkainya kan, harus dilipat-lipat dulu kan!" jelas Hara bersemangat.
"Terus kenapa Ra? Apa hubungannya?" tanya Novi masih sewot.
"Ibu-ibu disini tidak terbiasa memakai perhiasan sih! Bisa-bisa mereka melipat kalung itu terlalu kecil, sehingga mereka tercekik!" jawab Hara semangat.
"Betul juga ya, Ra! Di majalah punya ibuku ada model yang pakai kalung panjang! Jadi model itu melipat kalungnya jadi keciil banget. Bisa-bisa ibuku nyontoh model itu, terus karena belum pandai jadinya tercekik!" jelas Novi ikut semangat.
Dua detektif cilik tersebut ber-tos-ria dan merencanakan sesuatu.
Beberapa saat kemudian...
"Ibu-ibu, boleh tidak Hara pakai kalung legendanya?" tanya Hara pada ibu-ibu.
Ibu-ibu terkejut mendengarnya.
"Jangan sayangg.. Nanti kalau kamu tercekik kayak ibunya Novi gimana?" jawab ibu Hara khawatir.
"Tenang aja buu... Lihat aja dulu ya?" ujar Hara sambil mengedipkan mata. Dia berlari ke kamar Novi.
Dengan bantuan Novi, Hara berdandan sebaik mungkin. Tak lupa mengenakan kalung tersebut. Tapi Hara tidak melipatnya kecil sekali, jadi tenang saja...
Saatnya pertunjukan... ENG I ENG!
Hara berlenggok bagaikan seorang model. Sebagian ibu-ibu tertawa dan sebagian lagi khawatir melihatnya.
"Hara, kamu tidak apa-apa sayang? Kok kamu bisa tidak tercekik?" tanya ibu penasaran.
"Iya bu. Karena ibu-ibu di sini belum terbiasa dengan perhiasan, jadi mereka melipat kalung ini keciiil sekaliiiii... Jadinya malah tercekik deh.." jelas Hara sambil melenggokkan badannya.
Para ibu-ibu jadi maluuu sekali. Mereka telah berperasangka buruk terhadap kalung yang tak bersalah. Tapi tidak apa-apa. Yang penting mereka sudah tau sekarang.
Semuanya tertawa melihat gaya Hara yang makin centil.
- TAMAT -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar